Belajar Memahami Fase Akumulasi dan Distribusi Dalam Trading Forex

posted in: Analisa Teknis | 0

Untuk membantu memahami akumulasi dan distribusi dalam belajar trading forex, mari kita melihat fenomena yang biasa terjadi di pasar ritel. Di dalam dunia ritel, naik dan turunnya harga suatu barang atau komoditas biasanya berdasarkan banyak atau sedikitnya persediaan dan permintaan (supply dan demand).

Apabila terjadi banyak permintaan tapi persediaan sedikit dan tidak mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan maka biasanya harga akan naik. Sebaliknya jika persediaan banyak tapi tidak ada permintaan maka harga akan cenderung menurun. 

Demikian pula halnya di dalam pasar mata uang. Pergerakan naik dan turunya harga suatu pasangan mata uang dipengaruhi antara lain oleh persediaan dan permintaan dari setiap pasangan mata uang itu meskipun pengaruh utamanya adalah seberapa kuat atau lemahnya kondisi ekonomi negara dari mata uang yang bersangkutan. 

Baca: Belajar Membaca dan Memahami Candlestick untuk Forex Trading untuk memahami konsep permintaan dan persediaan lebih lanjut.

Akumulasi dan Distribusi

Persediaan dan permintaan dalam trading forex menggunakan istilah akumulasi dan distribusi. Akumulasi terjadi ketika adanya lonjakan permintaan suatu mata uang tertentu sehingga akan membuat mata uang itu menguat terhadap mata uang yang lainnya. Sedangkan distribusi terjadi ketika adanya banyak ketersediaan suatu mata uang tertentu sehingga akan membuat mata uang itu melemah terhadap mata uang yang lainnya. 

Contohnya ketika terjadi fase akumulasi terhadap Euro (EUR) maka pasangan mata uang seperti EURAUD, EURNZD, EURJPY, EURGBP, EURCHF, EURCAD dan EUR USD akan cenderung menguat. Sebaliknya apabila terjadi fase distribusi terhadap EUR maka pasangan-pasangan mata uang itu akan cenderung melemah. Tidak semua pasangan mata uang itu akan menguat atau melemah dalam taraf yang sama karena tergantung juga pada kuat atau lemahnya dari setiap pasangan mata uangnya. 

Nah fase akumulasi dan distribusi ini dapat dilihat dengan jelas di dalam chart untuk semua pasangan mata uang dan dapat digunakan sebagai area untuk mengambil atau menutup trade. Dengan mengetahui dimana dan kapan fase ini terjadi dapat membantu meningkatkan performa strategi trading kamu. 

Sekarang mari kita lihat beberapa contoh untuk menggambarkan fase akumulasi dan distribusi. 

Contoh Fase Akumulasi

Fase akumulasi terjadi pada saat para pembeli (buyers) mulai masuk ke pasar dan membangun posisi beli mereka. Mereka secara perlahan akan membeli semua order jual dari para penjual (sellers) dengan demikian terjadilah ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan. Lama kelamaan persediaan dari para penjual akan menipis dan permintaan dari para pembeli akan menguat sampai akhirnya tidak ada lagi persedian yang berarti dan harga akan menguat dengan momentum yang kuat. 

Fase ini biasanya akan terjadi pada saat transisi dari downtrend menjadi uptrend dan konsolidasi atau pola kelanjutan penguatan harga dalam suatu uptrend. Chart berikut ini akan membantu mengilustrasikan kondisi ini.

Contoh fase akumulasi dalam pola pembalikan arah pergerakan harga dalam belajar trading forex

Contoh fase akumulasi dalam pola kelanjutan pergerakan harga

Contoh Fase Distribusi

Fase distribusi terjadi pada saat para penjual mulai masuk ke pasar dan membangun posisi jual mereka. Mereka secara perlahan akan mengambil semua order beli dari para pembeli dengan demikian terjadilah ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan. Lama kelamaan permintaan dari para pembeli akan berkurang dan persediaan untuk para penjual akan bertambah banyak sampai akhirnya tidak ada lagi permintaan yang berarti dan harga akan melemah dengan momentum yang kuat. 

Fase ini biasanya akan terjadi pada saat transisi dari uptrend menjadi downtrend dan konsolidasi atau pola kelanjutan pelemahan harga dalam suatu downtrend. Chart berikut ini akan membantu mengilustrasikan kondisi ini.

Contoh fase distribusi dalam pola pembalikan arah pergerakan harga

Contoh fase distribusi dalam pola kelanjutan pergerakan harga

Dari ke empat contoh chart diatas, apakah kamu bisa melihat pola yang mirip dari setiap fase akumulasi dan distribusi?

Setiap fase ini memiliki pola yang mirip yaitu:

(1) terjadi kosolidasi harga dimana harga bergerak dalam rentan harga yang kecil

(2) selanjutnya harga bergerak menguat atau melemah dengan momentum yang kuat

Dengan mengetahui pola seperti ini akan membantu kamu untuk dapat masuk dan keluar trade pada saat yang tepat sehingga probabilitas kemenanganmu akan lebih tinggi. 

Sekarang mari kita lihat beberapa contoh trading setup menggunakan pola akumulasi dan distribusi. 

Strategi Reversal

Pengaturan Chart:

Timeframe – 1 jam (H1)

Indikator – Moving Average (MA), periode 50; Relative Strength Index (RSI), periode 14

Daftar Periksa (Checklist):

Setup

  • Downtrend – harga bergerak melemah di bawah MA50
  • Harga menyentuh level atau area support
  • Terjadi divergence – harga melemah sedangkan RSI menguat
  • Perubahan struktur harga – dari lower high menjadi higher high
  • Harga bergerak di atas MA50 dan terjadi konsolidasi yang membentuk fase akumulasi
  • Harga menguat dengan momentum yang kuat sehingga terjadi breakout

Entry

  • Masuk trade setelah candle tutup di atas area akumulasi

Stop Loss (SL)

  • 5-10 pips di bawah area akumulasi

Pengaturan Risiko

  • Maksimum 1% dari nilai akun – jumlah lot disesuaikan dengan jarak SL dari harga masuk

Target Profit (TP)

  • Menggunakan target baku (fixed target) yaitu 2R (dua kali dari risiko)

Contoh strategi pembalikan arah dengan fase akumulasi

Strategi Kelanjutan Tren

Pengaturan Chart:

Timeframe – 15 menit (M15)

Indikator – Moving Average (MA), periode 50; Relative Strength Index (RSI), periode 14

Daftar Periksa (Checklist):

  • Downtrend – harga bergerak melemah di bawah MA50
  • Struktur pelemahan harga (lower high) yang berkelanjutan
  • Terjadi konsolidasi yang membentuk fase distribusi
  • RSI berada di bawah level 50 pada saat terjadi konsolidasi
  • Harga melemah dengan momentum yang kuat sehingga terjadi breakout

Entry

  • Masuk trade setelah candle tutup di bawah area distribusi

Stop Loss (SL)

  • 5-10 pips di atas area distribusi

Pengaturan Risiko

  • Maksimum 1% dari nilai akun – jumlah lot disesuaikan dengan jarak SL dari harga masuk

Target Profit (TP)

  • Menggunakan target baku (fixed target) yaitu 2R (dua kali dari risiko)

Contoh strategi pelanjutan pergerakan harga dengan fase distribusi

Informasi dan format dari kedua strategi di atas dapat kamu gunakan sebagai contoh untuk membantu kamu membuat rencana trading. Dengan demikian kamu akan disiplin dan konsisten dalam mengambil trade dengan setup yang sama sehingga akan membantu kamu menjadi seorang trader yang profesional dan menguntungkan dalam proses belajar trading forex. 

Sekarang saya mau bertanya…

Apakah kamu sudah menggunakan fase akumulasi dan konsolidasi dalam strategi trading-mu? Bagaimana pengalamanmu dalam menggunakannya?

Silakan berbagi pendapat dan pengalaman di kotak komentar dibawah ini.  Terima kasih. 


trader vinz - belajar forex trading

Vincent Soe – Penulis adalah seorang technical trader yang sudah berpengalaman di bidangnya selama lebih dari 10 tahun. Sudah banyak mengalami suka dan duka dalam dunia trading tapi tidak pernah menyerah karena kesukaannya terhadap trading. Komitmen untuk menjadi trader yang lebih baik dan sukses mendorongnya agar terus belajar dan berkembang dari kesalahan-kesalahan dan keberhasilannya. Dia suka berbagi pengalaman dan mambantu orang-orang dalam belajar trading forex dengan cara yang benar dan menguntungkan. Jika kamumemiliki pertanyaan atau komentar, jangan ragu untuk membagikannya di bagian komentar di bawah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *