Belajar Memahami Indikator Relative Strength Index untuk Forex Trading

posted in: Analisa Teknis | 0

Di artikel-artikel sebelumnya sudah dibahas mengenai cara membaca dan memahami candlestick dan tren yang merupakan bagian dari analisa teknis di forex trading. Selanjutnya saya akan membahas tentang indikator Relative Strength Index (RSI) dengan perpektif yang berbeda yang dapat digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk analisa teknis sehingga analisa yang kamu lakukan dapat memberikan hasil yang lebih baik dan menguntungkan. 

Setelah selesai membaca artikel ini kamu akan menjadi mahir dalam menerapkan indikator RSI untuk strategi trading-mu dengan mengetahui kekuatan dan momentum dari suatu pergerakan harga serta kapan harga mulai melemah dan akan berbalik arah. Dengan demikian kamu dapat mengambil keputusan dan timing yang tepat untuk mengambil suatu trade dengan kualitas yang bagus dan probabilitas kemenangan yang tinggi.

Relative Strength Index (RSI)

Indikator Relative Strength Index atau Indeks Kekuatan Relatif mengukur kekuatan dan momentum dari suatu pergerakan harga dalam suatu jangka waktu tertentu. Apabila terdapat lebih banyak Bullish Candle dalam kurun waktu tertentu maka indikator RSI akan menguat atau garis indikator akan bergerak naik keatas. Sebaliknya kalau terdapat lebih banyak Bearish Candle dalam kurun waktu tertentu maka indikator RSI akan melemah atau garis indikator akan bergerak turun kebawah.

Setting atau pengaturan jangka waktu yang banyak digunakan adalah 14. Setting ini sifatnya fleksibel mengikuti time frame yang digunakan. Contoh: jika menggunakan RSI di time frame D1 (1 hari) maka indikator akan menghitung rasio bullish dan bearish candle selama 14 hari sebelumnya (1 candlestick mewakili 1 hari). Jika digunakan di time frame H1 (1 jam) maka indikator akan menghitung rasio bullish dan bearish candle selama 14 jam sebelumnya (1 candlestick mewakili 1 jam).

Sebagai contoh, apabila RSI menunjukkan angka 60 ini berarti bahwa lebih dari 60% dari 14 candle sebelumnya adalah bullish candle dan kurang dari 40% adalah bearish candle dengan demikian RSI mengindikasikan bahwa harga sedang menguat. Jika RSI menunjukkan angka 40 maka ini berarti bahwa kurang dari 40% dari 14 candle sebelumnya adalah bullish candle dan lebih dari 60% adalah bearish candle sehingga hal ini mengindikasikan bahwa harga sedang melemah.

PRO TIP

Ketika indikator RSI menunjukkan angka diatas 60 maka ini mengindikasikan bahwa pergerakan harga memiliki momentum yang kuat untuk mendorong harga lebih tinggi untuk suatu jangka waktu tertentu. Sebaliknya ketika indikator RSI menunjukkan angka dibawah 40 maka ini mengindikasikan bahwa pergerakan harga memiliki momentum yang kuat untuk mendorong harga lebih rendah untuk suatu jangka waktu tertentu.

Contoh ilustrasi penerapan RSI dalam analisa chart - belajar forex trading

Konsep momentum yang dibahas diatas bisa jadi bertentangan dengan pemahaman RSI pada umumnya. 

Menurut pemahaman umum ketika RSI mulai menyentuh level 70 maka hal ini akan dikatakan bahwa harga sudah overbought (pergerakan harga sudah terlalu tinggi atau harga sudah terlalu mahal) sehingga harga akan mulai berbalik arah dan mulai melemah. 

Sebaliknya ketika RSI mulai menyentuh level 30 maka hal ini akan dikatakan bahwa harga sudah oversold (pergerakan harga sudah terlalu rendah atau harga sudah terlalu murah) sehingga harga akan mulai berbalik arah dan mulai menguat.

Apabila kamu mengikuti pemahaman umum ini maka ketika kamu sudah masuk suatu trade dan indikator RSI menunjukkan nilai diatas 70 atau dibawah 30 maka kamu akan keluar dari trade itu karena beranggapan bahwa harga akan mulai melemah dan berbalik arah. Hal ini tidaklah salah untuk dilakukan namun kamu bisa ketinggalan kesempatan untuk memperbesar keuntunganmu ketika harga melanjutkan pergerakannya lebih tinggi atau rendah lagi.

Ilustrasi pergerakan harga berdasarkan indikator RSI - belajar forex trading
Ilustrasi pergerakan harga berdasarkan indikator RSI - belajar forex trading

PRO TIP

Supaya tidak rancu atau terjadi dilema, yang bisa kamu lakukan adalah ketika kamu sudah masuk suatu trade dan harga mulai masuk ke level overbought atau oversold maka kamu dapat menutup sebagian dari posisi kamu (bisa 50% atau 30% atau 25% sesuai dengan strategi dan preferensi kamu) untuk mengunci sebagian keuntungan dan sisanya kamu bisa diamkan atau tahan untuk mengambil kesempatan menambah keuntungan ketika harga terus melanjutkan pergerakannya ke level yang lebih tinggi atau rendah lagi.

Bagaimana penggunaan RSI dalam forex trading?

Terdapat berbagai macam cara untuk menggunakan RSI dalam trading dan hal ini biasanya disesuaikan dengan strategi yang digunakan. Perlu diketahui bahwa suatu indikator baik itu RSI atau yang lainnya tidak dapat digunakan untuk trading dengan sendirinya jadi perlu digabungkan dengan indikator yang lainnya dan/atau Price Action (suatu pola pergerakan harga tertentu) sehingga strategi yang digunakan dapat memberikan hasil yang lebih bagus. Kenapa demikian?

Semua indikator memiliki karakteristik yang sama yaitu semuanya lagging atau dengan kata lain indikator hanya dapat memberikan informasi berdasarkan harga yang lama dan bukan harga yang terkini (live). Hal ini demikian adanya karena indikator menghitung dan memberikan hasil berdasarkan harga penutupan dari candle yang sudah terbentuk. Dengan mengetahui hal ini maka sebaiknya indikator hanya digunakan sebagai filter untuk menentukan apakah suatu setup yang terbentuk valid (bagus) atau tidak, bukan sebagai trigger atau signal untuk mengambil suatu trade.

Contoh strategi reversal atau perubahan arah pergerakan harga

Untuk strategi ini biasanya RSI akan digabungkan dengan Moving Average (MA). RSI akan digunakan sebagai filter untuk menentukan apakah harga sudah mulai melemah dan akan mulai berbalik arah atau tidak dan MA untuk menentukan arah tren. Setting yang digunakan yaitu RSI 14 dan MA 20.

Berikut adalah chart yang mengilustrasikan penggunaan RSI dan MA dalam strategi reversal:

Ilustrasi penerapan RSI untuk strategi reversal - belajar forex trading

(1) Terjadi downtrend atau harga bergerak turun dimana terbentuk lower high dan lower low atau harga tertinggi dan terendah yang lebih rendah dan harga bergerak dibawah MA20. Harga terus bergerak turun sampai terjadinya Divergence.

(2) Divergence adalah suatu fenomena dimana harga bergerak turun tapi RSI bergerak menguat (pergerakan yang berlawanan arah). Divergence disini hanya memiliki fungsi untuk memberitahukan bahwa terjadi pelemahan harga karena sementara masih ada seller untuk mendorong harga lebih rendah lagi namun jumlah seller sudah mulai berkurang dan jumlah buyer mulai bertambah lebih banyak (buyer mulai membangun posisi buy mereka). Jadi disini RSI divergence mengindikasikan akan terjadinya perubahan arah pergerakan harga.

(3) Selanjutnya terjadi perubahan struktur harga dimana harga tidak dapat membentuk lower low atau harga terendah baru namun sebaliknya harga mulai membentuk higher low atau harga terendah baru yang lebih tinggi.

(4) Harga mulai berbalik arah dan bergerak naik diatas MA20 sehingga dimulailah uptrend atau pergerakan harga yang menguat.

(5) Terjadi konsolidasi harga (Price Action) di area harga tertinggi terakhir dari pergerakan downtrend sebelumnya dan selanjutnya harga breakout atau harga keluar dari level harga tertentu dengan momentum yang kuat dan hal ini dapat dijadikan signal untuk masuk posisi buy. Tolong diperhatikan juga bahwa pada saat penutupan harga setelah terjadinya breakout, RSI berada di level sekitar 70 yang mengindikasikan momentum harga yang kuat untuk mendorong harga bergerak lebih tinggi lagi. Contoh ini memberikan hasil trading yang cukup memuaskan bukan?

Dari contoh diatas kamu bisa melihat penggabungan 3 hal dalam strategi reversal ini yaitu (1) RSI, (2) Moving Average dan (3) Price Action. Ketiga hal ini dapat membantu kamu untuk dapat menganalisa chart dengan lebih baik dan mengambil timing untuk masuk trade yang lebih tepat sehingga kamu bisa mendapatkan hasil yang menguntungkan.

Bagaimana kamu menggunakan RSI dalam trading-mu? Silahkan berbagi pengalaman lewat kotak komentar dibawah ini. Terima kasih.


trader vinz - belajar forex trading

Vincent Soe – Penulis adalah seorang technical trader yang sudah berpengalaman di bidangnya selama lebih dari 10 tahun. Dia sudah mengalami suka dan duka dalam dunia trading tapi tidak pernah menyerah karena kesukaannya terhadap trading. Dia terus belajar dan berkembang dari kesalahan-kesalahan dan keberhasilannya sehingga dapat terus menjadi trader yang lebih baik dan sukses. Dia suka berbagi pengalaman dan mambantu orang-orang dalam belajar forex trading dengan cara yang benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *